This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 09 Juli 2018

Penyebab Kesulitan Belajar

Penyebab Kesulitan Belajar
Bila anda adalah seorang guru, atau cagur (calon guru maksudnyaa…) mungkin sering dan akan menemui berbagai kasus dan permasalahan yang beraneka ragam. Salah satunya adalah anak (di baca siswa) yang sulit menerima pelajaran. Ini adalah hal yang sangat wajar dalam dunia pendidikan. Namun, sering kali anak seperti ini disebut sebagai anak yang bodoh, idiot, IQ jongkok, Gak Pintar, O’on, dungu, buntat, makanannya setiap hari pakan ayam, otak di dengkul, dan berbagai macam stempel Nggak Keren lainnya.
Namun, apakah benar setiap anak yang berkesulitan belajar seperti itu??? Jawabannya tentu tidak. Ada hal yang perlu diketahui oleh para pendidik sebelum menilai sebagai anak yang bodoh. Prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor, faktor internal dan eksternal. Penyebab utama kesulitan belajar (learning disabilities) adalah faktor internal, yaitu kemungkinan adanya gangguan neurologis. Sedangkan faktor eksternal biasanya menjadi penyebab utama problema belajar (learning problems). Faktor eksternal ini berupa strategi pembelajaran yang keliru atau pengelolaan kelas yang tidak membangkitkan motivasi, dan lain sebagainya.[1]
Berdasarkan dua kemungkinan di atas, akan lebih baik jika bagi para pendidik untuk mempertimbangkan terlebih dahulu dalam menilai kemampuan peserta didiknya jika mereka kesulitan belajar. Anak yang tidak terlalu faham suatu pelajaran bisa saja karena minatnya dalam belajar masih kurang. Dan itu pun sebenarnya sebuah evaluasi bagi para pendidik apakah pembelajaran yang telah dilakukannya sudah menarik atau belum? materinya sudah tersampaikan atau belum? jika belum lantas bagaimana cara memperbaikinya? Bukan malah mengembalikan semua kesalahan kepada para siswa dengan memberi memberikan cap kepada mereka sebagai siswa yang malas dan bodoh secara langsung, dan hanya memberi perhatian kepada siswa yang pandai.





[1] Lihat Buku Mulyono Abdurrahaman, Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta,2012