Penyebab
Kesulitan Belajar
Bila anda adalah seorang guru, atau cagur (calon guru
maksudnyaa…) mungkin sering dan akan menemui berbagai kasus dan permasalahan
yang beraneka ragam. Salah satunya adalah anak (di baca siswa) yang sulit
menerima pelajaran. Ini adalah hal yang sangat wajar dalam dunia pendidikan.
Namun, sering kali anak seperti ini disebut sebagai anak yang bodoh, idiot, IQ
jongkok, Gak Pintar, O’on, dungu, buntat, makanannya setiap hari pakan ayam,
otak di dengkul, dan berbagai macam stempel Nggak Keren lainnya.
Namun, apakah benar setiap anak yang berkesulitan belajar seperti
itu??? Jawabannya tentu tidak. Ada hal yang perlu diketahui oleh para pendidik
sebelum menilai sebagai anak yang bodoh. Prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor, faktor internal dan eksternal. Penyebab utama
kesulitan belajar (learning disabilities) adalah faktor internal, yaitu
kemungkinan adanya gangguan neurologis. Sedangkan faktor eksternal biasanya
menjadi penyebab utama problema belajar (learning problems). Faktor eksternal
ini berupa strategi pembelajaran yang keliru atau pengelolaan kelas yang tidak
membangkitkan motivasi, dan lain sebagainya.[1]
Berdasarkan dua kemungkinan di atas, akan lebih
baik jika bagi para pendidik untuk mempertimbangkan terlebih dahulu dalam
menilai kemampuan peserta didiknya jika mereka kesulitan belajar. Anak yang
tidak terlalu faham suatu pelajaran bisa saja karena minatnya dalam belajar masih
kurang. Dan itu pun sebenarnya sebuah evaluasi bagi para pendidik apakah
pembelajaran yang telah dilakukannya sudah menarik atau belum? materinya sudah
tersampaikan atau belum? jika belum lantas bagaimana cara memperbaikinya? Bukan
malah mengembalikan semua kesalahan kepada para siswa dengan memberi memberikan
cap kepada mereka sebagai siswa yang malas dan bodoh secara langsung, dan hanya
memberi perhatian kepada siswa yang pandai.